bab 1
LATAR BELAKANG MASALAH 4
Sindrom Steven Johnson
A. Kasus
An.J berusia 4 tahun, dating kerumah sakit dengan keluhan demam tinggi, nyeri kepala, batuk pilek, dan sakit tenggorokan. Dua minggu sebelumnya, klien mengkonsumsi antibiotic selama 2 minggu dan obat anti inflamasi. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat ditemukan kulit diseluruh tubuhnya berupa eritema, vesikel/bula dan disertai purpura, terjadi erosi pada mukosa bibir, mata kanan terjadi eksoriasi dan mata kanan terdapat krusa kehitaman. Klien menolak makan, terdapat stomatitis, pseudomembran difaring sehingga sukar bernafas RR=34x/menit, suhu tubuh 390C. Direncanakan pemberian gentian violet pada mulut klien dan kolaborasi terapi kortikosteroid dan vaselin
B. Tugas mahasiswa
Membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang timbul setelah menganalisis LBM tersebut diatas.
C. Cara belajar
1) Menerapkan metode SEVEN JUMP.
2) Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori, sumber belajar dan pertanyaan praktik
3) Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber belajar dan alternative jawaban.
4) Konsultasi untuk memperdalam pemahaman
5) Lecture dan atau hand- out
\
clik download full modul
Sindrom Steven Johnson
Stevens-Johnson Syndrome affecting the eye (Photo credit: Wikipedia) |
Sindrom
Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di orifisium
danmata dengan keadaan umum bervariasi dan ringan sampai berat, kelainan pada
kulit berupaeritema, vesikel atau bula dapat disertai purpura (Djuanda, 1993:
127)
Sindrom
Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari erupsi
kulit,kelainan dimukosa dan konjungtifitis (Junadi, 1982: 480).Sindrom Steven
Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula,
dapatdisertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir yang orifisium dan
mata dengan keadaanumum bervariasi dari baik sampai buruk (Mansjoer, A. 2000:
136)
Sindrom
Steven-Johnson (SSJ) merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsimukokutaneus
yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa, mukosa orifisium
serta mata disertai gejala umum berat. Sinonimnya antara lain : sindrom de
Friessinger- Rendu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema poliform
bulosa, sindrom mukokutaneo- okular, dermatostomatitis, dll. Sindrom Stevens-Johnson
pertama diketahui pada 1922 oleh dua dokter, dr. Stevens dan dr. Johnson, pada
dua pasien anak laki-laki. Namun dokter tersebut tidak dapat menentukan
penyebabnya (Adithan,2006).
Steven-Johnson
Syndrome (SJS) merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai kompleks
imun yang merupakan bentuk yang berat dari eritema multiformis. SJS dikenal
pula sebagai eritem multiformis mayor. SJS umumnya melibatkan kulit dan membran
mukosa. Ketika bentuk minor terjadi, keterlibatan yang signifikan dari mulut, hidung,
mata, vagina, uretra, saluran pencernaan, dan membran mukosa saluran pernafasan
bawah dapat berkembang menjadi suatu penyakit. Keterlibatan saluran pencernaan
dan saluran pernafasan dapat berlanjut menjadi nekrosis. SJS merupakan penyakit
sistemik serius yang sangat potensial menjadi penyakit yang sangat berat dan
bahkan menjadi sebuah kematian.
Stevens-Johnson
Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) sejak dahulu dianggap
sebagai bentuk eritem multiformis yang berat. Baru-baru ini diajukan bahwa
eritema multiformis mayor berbeda dari SJS dan TEN pada dasar penentuan
kriteria klinis. Konsep yang diajukan tersebut adalah untuk memisahkan spectrum
eritem multiformis dari spectrum SJS/TEN. Eritem multiformis, ditandai oleh
lesi target yang umum, terjadi pasca infeksi, sering rekuren namun
morbiditasnya rendah. Sedangkan SJS/TEN ditandai oleh blister yang luas dan
makulopapular, biasanya terjadi karena reaksi yang diinduksi oleh obat dengan
angka morbiditas yang tinggi dan prognosisnya buruk.
No comments:
Post a Comment