Luka bakar
A. Pengertian
Luka bakar yaitu luka yang
disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan banyak faktor, yaitu fisik seperti
api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang mengelupas, petir, atau
bahan kimia seperti asam atau basa kuat dan injury pada jaringan yang
disebabkan oleh suhu panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi.
B.
Etiologi
· Thermal;
air panas, api, panas permukaan
· Kimia;
asam, alkali dan lainnya
· Radiasi;
terapi dan sinar ultraviolet
· Elektrik
Luka bakar dikategorikan menurut
mekanisme injurinya meliputi :
· Luka Bakar
Thermal
Luka bakar thermal (panas)
disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya.
· Luka Bakar
Kimia
Luka bakar chemical (kimia)
disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat.
Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi
misalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000 produk zat kimia diketahui
dapat menyebabkan luka bakar kimia.
· Luka Bakar
Radiasi
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar
dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan
penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan
terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar
yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.
· Luka Bakar
Elektrik
Luka bakar electric (listrik)
disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik yang dihantarkan
melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage
dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.
Ø Pembagian Jenis Luka Bakar
Luka bakar kulit dibagi menjadi 3
(tiga) yaitu luka bakar derajat satu, luka bakar derajat dua dan luka bakar
derajat tiga.
¨ Luka bakar
derajat satu
Luka bakar derajat satu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1. Paling ringan, luka terbatas pada
lapisan kulit paling luar.
2. Berwarna kemerahan pada kulit,
terasa nyeri, sedikit bengkak, kulit kering tetapi tidak ada lepuh. Kulit di
area yang terkena biasanya berubah pucat jika ditekan. Bisa sembuh sendiri
dalam waktu 5-10 hari.
¨ Luka bakar
derajat dua
Luka bakar derajat dua mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Kerusakan kulit meliputi kulit
paling luar (epidermis) dan sebagian kulit bagian dalam (dermis).
2. Biasanya reaksi radang lebih berat,
kulit tampak berair disertai lepuh (gelembung berisi cairan). Permukaan area
luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi dari kulit normal.
3. Waktu penyembuhan. Luka bakar
derajat dua yang dangkal dapat sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari. Pada luka
bakar derajat dua yang dalam, yaitu bila folikel rambut, kelenjar keringat dan
sebasea terkena meski hanya sebagian kecil. Penyembuhannya lebih lama, bisa
mencapai satu bulan.
¨ Luka bakar
derajat tiga
Luka bakar derajat tiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Luka bakar derajat tiga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Luka
bakar ini Merupakan yang paling berat dan mengenai seluruh lapisan kulit hingga
jaringan di bawahnya.
2.
Pada
kulit tidak ada lagi lepuh dan tidak terasa nyeri karena ujung syaraf rusak.
Area kulit yang terkena berwarna abu-abu dan pucat, letaknya lebih rendah
daripada kulit normal. Folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea ikut
rusak.
Penyembuhan tergantung tingkat
keparahan. Pada kasus yang parah, bisa dilakukan transplantasi kulit untuk menggantikan
kulit yang hilang. Tapi bila luka tersebut tidak terlalu parah, ada
langkah-langkah pertolongan pertama sebelum pergi ke dokter.
Ø Perhitungan Luas Luka Bakar
Wallace
membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of
nine atua rule of wallace yaitu:
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5) Genetalia/perineum : 1%
C. Patofisiologi
D.
Manifestasi Klinik
· Riwayat
terpaparnya
· Lihat
derajat luka bakar
· Status pernapasan; tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya pengeluaran urine atau anuri.
· Perubahan
suhu tubuh dari demam ke hipotermi.
E. Komplikasi
· Syok
hipovolemik
· Kekurangan
cairan dan elektrolit
· Hypermetabolisme
· Infeksi
· Masalah
pernapasan akut; injury inhalasi, aspirasi gastric, pneumonia bakteri, edema.
· Paru
dan emboli
· Sepsis
pada luka
F. Penatalaksanaan
Medis
· Mempertahankan
jalan nafas
· Terapi
cairan; formula Parkland sering digunakan; pada anak 4 ml ringer laktat/kg
berat badan/luas permukaan luka bakar, dalam 24 jam pertama setelah luka
bakar. Setengah jumlah cairan yang
dihitung diberikan dalam 8 jam pertama setelah terjadinya cedera. Setengah sisanya diberikan merata selama 16
jam berikutnya. Pantau pengeluaran urin
harus mencapai (1 ml/kg berat badan/jam).
Kemudian 24 jam kedua terapi cairan ringer laktat dengan dekstrosa
5%. Terapi albumin dapat diberikan bila
indikasi.
· Lakukan
kateterisasi untuk memantau urine autput (pengeluaran urine)
· Antibiotik
untuk mencegah infeksi
· Perawatan
luka harus steril
· Terapi
fisik
G. Penatalaksanaan
Keperawatan
a.
Pengkajian
·
Keterbatasan
bergerak
·
Nyeri
·
Trauma
·
Kecemasan
b.
Riwayat Kesehatan
Ø Keluhan Utama :
·
Pasien mengatakan
nyeri pada luka bakar
·
Pasien mengeluh
sangat sakit pada luka bakar
·
Pasien meringis dan
mengatakan panas pada bagian luka bakar
·
Pasien tidak
terlalu bicara
Ø Riwayat Kesehatan / Penyakit Sekarang
·
Luka bakar akibat
minyak goreng
c.
Diagnosis
Keperawatan
1.
Nyeri b.d cedera
2.
Kekurangn Volume
cairan b.d kehilangan cairan yang tidak
normal
3.
Hipertermia b.d kecepatan metabolism yang
meningkat
4.
Kerusakan
integritas kulit b.d psikogenik
Diagnosis keperawatan
|
NOC
|
NIC
|
1. Nyeri b.d agens cedera fisik
|
Tingkat
kenyamanan : perasaan senang secara fisik dan psikologis
Perilaku mengendalikan nyeri : tindakan seseorang untuk mengendalikan
nyeri
Tingkat nyeri : jumlah nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan
|
Pemberian analgesik : pengunaan
agens – agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri
Penatalaksanaan nyeri :
meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
Bantuan analgesik yang dikendalikan oleh pasien : memudahkan
pengendalian pasien pada pemberian dan pengaturan analgesik
|
2. kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang tidak normal
|
Keseimbangan
elektrolit dan asam-basa : keseimbangan elektrolit dan nonelektrolit dalam
ruang intrasel dan ekstrasel tubuh
Keseimbangan
cairan : keseimbangan air dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh
Hidrasi : jumlah
air dalam ruang intrasel dan ekstrasel tubuh
|
Pengelolaan
elektrolit : peningkatan keseimbangan elektrolit dan pencegahan komplikasi
akibat dari kadar elekrolit serum yang tidak normal atau di luar harapan
Pengelolaan
cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan akibat dari kadar
cairan yang tidak normal atau di luar harapan
Pemantauan
cairan : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan
cairan
|
3. Hipertermia b.d kecepatan metabolism yang meningkat
4. Integritas kulit b.d pengobatan
5. Gangguan citra tubuh b.d biofisik luka bakar
|
Termoregulasi: keseimbangan
diantara produksi panas, peningkatan panas, dan kehilangan panas
Termoregulasi neonatus
: keseimbangan antara produksi panas, peningkatan panas, dan kehilangan panas
selama periode neonatus
Pengendalian
resiko : tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan yang
actual, personl, dan yang dapat dimodifikasi
Perfusi jaringan
: tingkat mengalirnya darah pada pembuluh darah yang kecil pada ekstremitas
dan mempertahankan fungsi jaringan
Citra tubuh :
persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungus tubuh sendiri
Harga diri : penyesuaian
diri dari harga diri
|
Pengobatan demam
: pengelolaan pasien dengan hipertermia yang disebabkan oleh faktor – faktor
yang bukan dari lingkungan
Kewaspadaan
hipertermia maIigna : pencegahan atau penurunan respons hipermetabolik
terhadap obat – obat farmakologis yang digunakan selama pembedahan
Regulasi suhu :
mencapai dan/atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
Pengelolaan penekanan
: meminimalkan penekanan pada bagian – bagian tubuh
Surveilans kulit
: pengumpulan dan analisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit
dan membran mukosa
Pencapaian citra
tubuh : peningkatan kesadaran pasien dan ketidaksadaran persepsi dan tingkah
laku terhadap tubuh pasien
|
No comments:
Post a Comment