Monday, February 25, 2013

Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan VERTIGO



Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan
VERTIGO

1. Pengertian


   Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya.  Dapat disertai gejala lain terutama dari jaringan otonomik dri alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya dari satu gejala pusing saja,  melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic ( nistagismus, unstable), otonomik ( pucat, keringat dingin, mual, muntah dan pusing) (www.kalbefarma.com)
Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor.( kapita selekta kedokteran jilid 2)

2. Etiologi


     Beberapa kasus ini terjadi setelah trauma kepala, penyakit virus, infeksi telinga tengah atau stapedektomi. Kebanyakan kasus ini berhubungan dengan kupolitiasis yaitu deposit otokonia yang degenerative yang menempel pada kupola semisirkularis posterior . yang membuat kanal sangat sensitive terhadap perubahan gravitasi yang berkaitan dengan posisi kepala yang berbeda ( kapita selekta kedokteran jilid 2)
Menurut  ( Burton, 1990:170 ) yaitu:


1. Lesi vestibular
Fisiologik
Labirinitis
Obat ; misalnya quinine, salisilat.
Otitis media
“Motion sickness”
Benign post-traumatic positional vertigo
2. Lesi saraf vestibularis
Neuroma akustik
Obat : misalnya streptomycin
Neuronitis
Vestibular
3. Lesi batang otak dan serebelum
o Infark atau perdarahan pons
Insufisiensi vertebro-basilar
Migraine arteri basilaris
Sklerosi diseminata
Tumor
Siringobulbia
Epilepsy lobus temporal
4. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
5. Penyakit SSP :
o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
o Trauma kepala/ labirin.
o Tumor.
o Migren.
o Epilepsi.
6. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
7. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
8.  Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
9. Intoksikasi

3. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

4. Manifestasi klinik


Vertigo biasanya hanya berlangsung bebrapa detik. Umumnya gerakan ke depan dan kebelakang memicu vertigo. Kadang-kadang klien memberitahukan posisi apa yang mencetuskan serangan. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga. Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologik
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum.
Pemeriksaan khusus :
f. ENG
g. Audiometri dan BAEP
h. Psikiatrik
Pemeriksaan tambahan :
i. Laboratorium
j. Radiologik dan Imaging
k. EEG, EMG, dan EKG.
6. Penatalaksanaan medis

Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin
Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit
Terapi kausal
Terapi simptomatik
Terapi rehabilitative

7. Penatalaksanaan keperawatan
A. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Letih, lemah, malaise
Keterbatasan gerak
Ketegangan mata, kesulitan membaca
Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas dan perubahan cuaca
b. Sirkulasi
Riwayat hypertensi
Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas ego
Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d. Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
Penurunan berat badan

e. Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras
Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
Perubahan pada pola bicara/pola pikir
Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
Penurunan refleks tendon dalam
Papiledema.
f. Nyeri
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Fokus menyempit
Fokus pada diri sendiri
Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

g. Keamananan
Riwayat alergi atau reaksi alergi
Demam (sakit kepala)
Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)

B. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive
2. Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis
3. Nyeri akut b/d agen injuri biologi
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah


no
Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi
Intervensi keperawatan
1
Risiko infeksi dengan factor risiko : prosedur invasif
NOC:
Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi
Pengendalian risiko: tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi serta dapat dimodifikasi

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun klien
·          memantau factor risiko lingkungan dan perilaku seseorang
·          menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan
·         Menguah gaya hidup untuk mengurangi risiko
Intervensi NIC:
1.Pemberian vaksinasi: pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular
2.Pengendalian infeksi : meminimalkan penularan agen infeksius
3. Perlindungan terhadap infeksi

Aktivitas keperawatan:
·         Pantau tanda/ gejala infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise,sekresi, penampilan urine, penampilan luka
·         Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi
·         Pantau hasil laboratorium: albumin, protein serum,dll
·         Amati penampilan praktik hygine pribadi untuk perlindungan infeksi
·         Jelaskan kepada klien/keuarga mengapa sakit/pengobatan meningkatkan risikoterhadap infeksi
·         Ajarkan kepada klien untuk tehnik mencuci tangan yang benar
·         Lindungi klien terhadap kontaminasi silang 
2
Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologi

NOC:
Tingkat kenyamanan:perasaan lega secara fisik dan psikologis
Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan dalam ruang intraseular dan ekstraselular tubuh
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh dalam 24 jam

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Berat badan stabil
·         Tidak tedapat mata cekung
·         Hidrasi kulit tidak terganggu
·         keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
·         klien melaporkan tidak mual
·         menunjukkan keseimbangan cairan dengan indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak bermasalah


Intervensi NIC:
1.penatalaksanaan cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi
2.pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data klien untuk mengatur keseimbangan cairan
3.pemantauan nutrisi

Aktivitas keperawatan:
·         pantau gejala subyektif mual pada klien
·         pantau adanya peningkatan berat badan
·         pantau tingkat energy, malaise,keletihan, kelelahan.
·         Pantau turgor kulit
·         Ajarkan klien tehnik napas dalam untuk menekan reflex muntah
·         Ajarkan klien untuk makan dengan perlahan tapi sering
·         Kolaboratif : obat antimetik sesuai dengan anjuran
·         Naikkan bagian kepala tempat tidur pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
·         Pantau status nutrisi
3.
Nyeri akut b/d agen injuri biologi

NOC:
Tingkat kenyamanan: perasaan senang secara fisik dan psikologi
Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang diamati
Perilaku mengendalikan nyeri: tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri
Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan dan di tunjukkan

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari:

Criteria hasil:
·         Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak sama sekali.
·         Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai Kenyamanan.
·         Klien mampu meningkatkan konsentrasi
·         Klien dapat tidur dengan efektif

Intervensi NIC:
1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri
3.sedasi sadar : pemberian sedative, memantau respon klien dan pemberian dukungan fisiologis yang dibutuhkan selama prosedur terapautik

Aktivitas keperawatan :
·         Meminta klien untuk menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak ada nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri sangat)
·         Lakukan pengkajian nyeri yang komperehensif meliputi lokasi, karakteristik,dll
·         Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic
·         Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan  dengan melakukan pengalihan melalui televise, tape, radio,dll
·         Observasi ketidaknyamanan verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.
·         Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai
·         Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll

4
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
NOC:
Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama waktu 24 jam
Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Klien akan mempertahankan berat badan ideal
·         Klien menyatakan toleransi terhadap diet ang dianjurkan
·         Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
·         Melaporkan keadekuatan tingkat energy



Intervensi NIC:
1.Pengelolaan gangguan makan
2.Pengelolaan nutrisi
3.Bantu menaikkan BB

Aktivitas  keperawatan:
·         Timbang BB klien pada interval yang sesuai
·         Tentukan BB idea klien
·         Berikan informasi menyangkut sumber-sumber yang tersedia . seperti: konseling diet,program latihan.
·         Diskusikan dengan klien tentang kondisi medis yang mempengaruhi BB
·         Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan BB
·         Bantu klien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan tingkat penggunaan energi





Daftar Pustaka

Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Corwin,Elizabeth J,.2009. Buku saku  patofisiologi, Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif M .dkk. 2000.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius
Website: http:/www.google.com
http:/www.wikipedia.com






Enhanced by Zemanta

No comments:

Post a Comment