Thursday, February 28, 2013

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN MASALAH SECTIO CESARIA


LAPORAN PENDAHULUAN
 DENGAN MASALAH SECTIO CESARIA

 A. PENGERTIAN

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram  (Sarwono, 1991).
 Menurut Cuningham, F garry, (2005 ; 592). Section caesarea adalah lahirnya janin melalui insisi didinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerektomi). Sedangkan definisi sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Rustam M, 1998).

B. ETIOLOGI

Faktor penyebab terjadi nya sectio caesarea adalah panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre eklamasi dan hipertensi. Sedangkan faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong(Mochtar,1998). Menurut Manuaba (2001) indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut :

Clik Download Lp Sectio caesaria

Enhanced by Zemanta

Laporan Pendahuluan ulkus kaki diabetic pedis


 Laporan Pendahuluan ulkus kaki diabetic pedis


Konsep Penyakit

      Anatomi Pankreas

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.

Pankreas juga merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus (Tambayong, 2001).

 Fungsi pankreas ada 2 yaitu :
- Fungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.
- Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin. Pulau langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
a) Sel-sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20-40 % ; memproduksi glukagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity”.
b) Sel-sel B (betha), jumlahnya sekitar 60-80%, membuat insulin.
c) Sel-sel D (delta), jumlahnya sekitar 5-15 %, membuat somatostatin yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon. (Tambayong, 2001).




Enhanced by Zemanta

Wednesday, February 27, 2013

Partus lama dalam kala dua

Partus lama dalam kala dua

Begitu cervix mencapai dilatasi penuh, jangka waktu sampai terjadinya kelahiran tidak boleh melampaui 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multipara. Pengalaman menunjukan bahwa setelah batas waktu ini, morbilitas maternal dan fetal akna baik. Sekiranya gawat janin atau ibu, tidakan segera ataupun indikasi
Etiologi
1.    Disproporsi fetopelvik
a)    Panggul kecil
b)    Anak besar
2.    Malpresentasi dan malposisi
3.    Persalinan tidak efektif
a)    Primary inefficient uterine centraction
b)    Kelelahan myometrium : inertia sekunder
c)    Cincin kontriksi berlebihan
4.    Dystocia jaringan lunak
a)    Canalis vaginalis yang sempit
b)    Perineum kaku
Penatalaksanaan
Disproporsi atau cicin kontraksi
Section caesarea
Tanpa disproporsi
1.    Infus oxytocin memperbaiki kontraksi uterus
2.    Pemecah ketuban secara artificial diperlukan jika kantong ketuban masih utuh
3.    Pasien harus ditempatkan pada meja bersalin dan dipimpin agar mau mengejan pada setiapkali his
4.    Digunakan forceps utnuk menghasilkan penurunan dan rotasi kepala lebih lanjut
5.    Efisiotomi akan mengatasi perineum yang ulet
Kalau metode-metose ini agal atau kelahiran per vaginam dengan tindakan sianggap terlalu traumatic bagi kelahitan yang aman mak sectio caesarea merupakan indikasi, uraian terinci mengenai prosedur ini bisa ditemukan dalm lab-lab yang berkenaan dengan masing0masing permasalahan

 referensi

Oxorn Harry & Forte R. William : ilmu kebidanan : patilogi dan fisiologi Persalinan

Clixzoo Paid to Click

Clixzoo Paid to Click

clik 

konsep dasar gagal ginjal kronik

konsep dasar gagal ginjal kronik

clik download

Laporan Pendahuluan HEMOTHORAK

Laporan Pendahuluan HEMOTHORAK

Clik Download

Tuesday, February 26, 2013

Infeksi Saluaran Kemih

Clik Download Infeksi Saluaran Kemih

glaukoma

Clik download glaukoma

Gagal Ginjal Kronik

Clik Download Gagal Ginjal Kronik

Dilema etik dalam pelayanan Kesehatan (keperawatan)

Clik Download Dilema etik dalam pelayanan Kesehatan (keperawatan)

Diagnosa Keperawatan

clik download Diagnosa Keperawatan

Modul 7 jump Katarak

Clik Download  Modul 7 jump Katarak

Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

clik download dengue  Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue

DDST (Denver Developmental Screening Test)

clik download DDST  (Denver Developmental Screening Test)

CARDIAC ARREST

clik download CARDIAC ARREST

Ca Paru (Lung cancer)

Clik Download Ca Paru (Lung cancer)

pembesaran kelenjar prostat

clik download bph pembesaran kelenjar prostat

BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA GRADE II dkjkd

clik download BENIGNE PROSTAT HYPERPLASIA GRADE II dkjkd

BATUK DARAH

clik download BATUK DARAH

ATELEKTASIS

clik downloat ATELEKTASIS

Asuhan Keperawatan pada Klien enteritis

clik download Asuhan Keperawatan pada Klien enteritis

Heart failure

English: Medical X-rays Congestive heart failure
English: Medical X-rays Congestive heart failure (Photo credit: Wikipedia)
English: This 28 year old woman presented with...
English: This 28 year old woman presented with congestive heart failure secondary to her chronic hypertension, or high blood pressure. The enlarged cardiac silhouette on this AP x-ray is due to congestive heart failure due to the effects of chronic high blood pressure on the left ventricle. The heart then becomes enlarged, and fluid accumulates in the lungs known as pulmonary congestion. (Photo credit: Wikipedia)

Painting of a heart (anatomical, not "hea...
Painting of a heart (anatomical, not "heart-shaped") (Photo credit: Wikipedia)






thorax


Chest radiograph showing soft tissue mass with...
Chest radiograph showing soft tissue mass within the right hemothorax (Photo credit: Wikipedia)

Hemothorax
Hemothorax (Photo credit: Pulmonary Pathology)





Radio : hémothorax
Radio : hémothorax (Photo credit: Fourrure)

PNEUMOTORAKS


PNEUMOTORAKS

DEFINISI
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Pneumotoraks banyak terjadi pada penderita umur dewasa  (40tahun ). Laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.

KLASIFIKASI
1.   Berdasarkan terjadinya.
a.   Artifisial
b.   Traumatik
c.    Spontan
2.   Berdasarkan lokasinya
a.   Pneumotoraks parietalis
b.   Pneumotoraks mediastinalis
c.    Pneumotoraks basalis
3.   Berdasarkan derajat kolaps
a.   Pneumotoraks totalis
b.   Pneumotoraks partialis
4.   Berdasarkan jenis fistel
a.   Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks dimana ada hubungan terbuka antara rongga pleura dan bronchus yang merupakan dunia luar. Dalam keadaan ini tekanan intra pleura sama dengan tekanan barometer (luar ). Tekanan intra pleura disekitar nol (0 ) sesuai dengan gerakan pernapasan. Pada waktu inspirasi tekanannya negatif dan pada waktu ekspirasi positif  + 2 ekspirasi
- 2 inspirasi

b.                      Pneumotoraks tertutup
Rongga pleura tertutup tidak ada hubungan dengan dunia luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura kemungkinan positif oleh karena diresorbsi dan tidak adanya hubungan lagi dengan dunia luar, maka tekanan udara di rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum mau berkembang penuh. Sehingga masih ada rongga pleura yang tampak meskipun tekanannya sudah negatif  - 4 ekspirasi
- 12 inspirasi
c.             Pneumotoraks ventil
Merupakan pneumotoraks yang mempunyai tekanan positif berhubung adanya fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil.Udara melalui bronchus terus ke percabangannya dan menuju kearah pleura yang terbuka. Pada waktu inspirasi udara masuk ke rongga pleura dimana pada permulaan masih negatif. Pada waktu ekspirasi udara didalam rongga pleura yang masuk itu tidak mau keluar melalui lubang yang terbuka tadi bahkan udara ekspirasi yang mestinya dihembuskan keluar dapat masuk kedalam rongga pleura, apabila ada obstruksi dibronchus bagian proksimal dari fistel tersebut. Sehingga tekanan pleura makin lama makin meningkat sehubungan dengan berulangnya pernapasan. Udara masuk rongga pleura pada waktu ekspirasi oleh Karena udara ekspirasi mempunyai tekanan lebih tinggi dari rongga pleura, lebih-lebih kalau penderita batuk-batuk, tekanan udara di bronchus lebih kuat lagi dari ekspirasi biasa.

ETIOLOGI DAN PATHOGENESIS
·        Pada waktu inspirasi tekanan intra pleura lebih negatif daripada tekanan intra bronchial, maka paru akan berkembang mengikuti dinding thoraks sehingga udara dari luar dimana tekanannya nol (0) akan masuk bronchus sampai ke alveoli.
·        Pada waktu ekspirasi dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intra pleura akan lebih tinggi dari tekanan di alveolus ataupun di bronchus sehingga udara ditekan keluar melalui bronchus.
·        Tekanan intra bronchial meningkat apabila ada tahanan jalan napas. Tekanan intra bronchial akan lebih meningkat lagi pada waktu batuk,bersin, atau mengejan, pada keadaan ini glottis tertutup. Apabila di bagian perifer dari bronchus atau alveolus ada bagian yang lemah maka akan pecah atau terobek.
·        Pneumotoraks terjadi disebabkan adanya kebocoran dibagian paru yang berisi udara melalui robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini akan berhubungan dengan bronchus.
·        Pelebaran dari alveoli dan pecahnya septa-septa alveoli yang kemudian membentuk suatu bula di dekat suatu daerah proses non spesifik atau granulomatous fibrosis adalah salah satu sebab yang sering terjadi pneumotoraks, dimana bula tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi emfisema.
·        Penyebab tersering adalah valve mekanisme di distal dari bronchial yang ada keradangan atau jaringan parut.
Secara singkat penyebab terjadinya pneumotorak menurut pendapat “ MACKLIN “ adalah sebagai berikut :
·        Alveoli disanggah oleh kapiler yang lemah dan mudah robek, udara masuk ke arah jaringan peribronchovaskuler apabila alveoli itu menjadi lebar dan tekanan didalam alveoli meningkat.
·        Apabila gerakan napas yang kuat, infeksi, dan obstruksi endobronchial merupakan fakltor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyakan jaringan fibrosis di peribronchovaskuler kearah hilus, masuk mediastinum dan menmyebabkan pneumotoraks atau pneumomediastinum.

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Kangker Paru

clik download Asuhan Keperawatan Kangker Paru

Askep TBC

clik download Askep TBC

Askep Retinopati diabetik

clik download Askep Retinopati diabetik

askep pro sc

clik download askep pro sc

askep hipertensi

clik download askep hipertensi

askep Diabetes Melitus (DM)

clik download askep Diabetes Melitus (DM)

anoreksia

Clik download anoreksia

ABDOMINAL PAIN

clik download ABDOMINAL PAIN

katarak

clik download katarak

Monday, February 25, 2013

Laporan Pendahuluan Ca Nasofaring

Laporan Pendahuluan Ca Nasofaring

Clik Download 

Laporan Pendahuluan Ca Nasofaring

Laporan Pendahuluan Ca Nasofaring

Clik Download 

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Clik Download

LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS PARU


LAPORAN PENDAHULUAN TUBERKULOSIS PARU
Lp Dan Asuhan Keperawatan Bronkitis

clik download

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)


LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan VERTIGO


LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
1.    Pengertian
Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya.  Dapat disertai gejala lain terutama dari jaringan otonomik dri alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya dari satu gejala pusing saja,  melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic ( nistagismus, unstable), otonomik ( pucat, keringat dingin, mual, muntah dan pusing) (www.kalbefarma.com)
Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor.( kapita selekta kedokteran jilid 2)
2.    Etiologi
Beberapa kasus ini terjadi setelah trauma kepala, penyakit virus, infeksi telinga tengah atau stapedektomi. Kebanyakan kasus ini berhubungan dengan kupolitiasis yaitu deposit otokonia yang degenerative yang menempel pada kupola semisirkularis posterior . yang membuat kanal sangat sensitive terhadap perubahan gravitasi yang berkaitan dengan posisi kepala yang berbeda ( kapita selekta kedokteran jilid 2)
Menurut  ( Burton, 1990:170 ) yaitu:
1.    Lesi vestibular
·         Fisiologik
·         Labirinitis
·         Obat ; misalnya quinine, salisilat.
·         Otitis media
·         “Motion sickness”
·         Benign post-traumatic positional vertigo
2.    Lesi saraf vestibularis
·         Neuroma akustik
·         Obat : misalnya streptomycin
·         Neuronitis
·         Vestibular
3.    Lesi batang otak dan serebelum
o   Infark atau perdarahan pons
  • Insufisiensi vertebro-basilar
  • Migraine arteri basilaris
  • Sklerosi diseminata
  • Tumor
  • Siringobulbia
  • Epilepsy lobus temporal
4.    Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
  • Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
  • Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
  • Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.
  • Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
  • Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
5.    Penyakit SSP :
  • Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
  • Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
  • Trauma kepala/ labirin.
  • Tumor.
  • Migren.
  • Epilepsi.
6.    Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
7.     Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.
8.      Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
9.    Intoksikasi

3.    Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

4.    Manifestasi klinik
Vertigo biasanya hanya berlangsung bebrapa detik. Umumnya gerakan ke depan dan kebelakang memicu vertigo. Kadang-kadang klien memberitahukan posisi apa yang mencetuskan serangan. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak. Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga. Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reaksi dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
5.    Pemeriksaan penunjang
·         Pemeriksaan fisik :
    1. Pemeriksaan mata
    2. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
    3. Pemeriksaan neurologik
    4. Pemeriksaan otologik
    5. Pemeriksaan fisik umum.
·         Pemeriksaan khusus :
    1. ENG
    2. Audiometri dan BAEP
    3. Psikiatrik
·         Pemeriksaan tambahan :
    1. Laboratorium
    2. Radiologik dan Imaging
    3. EEG, EMG, dan EKG.
6.    Penatalaksanaan medis

·         Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin, dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin
·         Skopolamin terutama berfungsi untuk mencegah motion sickness, yang terdapat dalam bentuk plester kulit dengan lama kerja selama beberapa hari. Semua obat di atas bisa menyebabkan kantuk, terutama pada usia lanjut. Skopolamin dalam bentuk plester menimbulkan efek kantuk yang paling sedikit
·         Terapi kausal
·         Terapi simptomatik
·         Terapi rehabilitative

7.    Penatalaksanaan keperawatan
A.   Pengkajian
a.    Aktivitas / istirahat
·         Letih, lemah, malaise
·         Keterbatasan gerak
·         Ketegangan mata, kesulitan membaca
·         Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
·         Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas dan perubahan cuaca
b.    Sirkulasi
·         Riwayat hypertensi
·         Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
·         Pucat, wajah tampak kemerahan.
c.    Integritas ego
·         Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
·         Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
·         Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
·         Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d.    Makanan dan cairan
·         Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
·         Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
·         Penurunan berat badan

e.    Neurosensoris
·         Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
·         Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
·         Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
·         Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras
·         Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
·         Perubahan pada pola bicara/pola pikir
·         Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
·         Penurunan refleks tendon dalam
·         Papiledema.
f.     Nyeri
·         Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
·         Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
·         Fokus menyempit
·         Fokus pada diri sendiri
·         Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
·         Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

g.    Keamananan
·         Riwayat alergi atau reaksi alergi
·         Demam (sakit kepala)
·         Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
·         Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)

B.   Diagnosa yang mungkin muncul
1.    Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive
2.    Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis
3.    Nyeri akut b/d agen injuri biologi
4.    Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah

no
Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi
Intervensi keperawatan
1
Risiko infeksi dengan factor risiko : prosedur invasif
NOC:
Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi
Pengendalian risiko: tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi serta dapat dimodifikasi

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun klien
·          memantau factor risiko lingkungan dan perilaku seseorang
·          menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan
·         Menguah gaya hidup untuk mengurangi risiko
Intervensi NIC:
1.Pemberian vaksinasi: pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular
2.Pengendalian infeksi : meminimalkan penularan agen infeksius
3. Perlindungan terhadap infeksi

Aktivitas keperawatan:
·         Pantau tanda/ gejala infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise,sekresi, penampilan urine, penampilan luka
·         Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi
·         Pantau hasil laboratorium: albumin, protein serum,dll
·         Amati penampilan praktik hygine pribadi untuk perlindungan infeksi
·         Jelaskan kepada klien/keuarga mengapa sakit/pengobatan meningkatkan risikoterhadap infeksi
·         Ajarkan kepada klien untuk tehnik mencuci tangan yang benar
·         Lindungi klien terhadap kontaminasi silang 
2
Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologi

NOC:
Tingkat kenyamanan:perasaan lega secara fisik dan psikologis
Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan dalam ruang intraseular dan ekstraselular tubuh
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh dalam 24 jam

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Berat badan stabil
·         Tidak tedapat mata cekung
·         Hidrasi kulit tidak terganggu
·         keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
·         klien melaporkan tidak mual
·         menunjukkan keseimbangan cairan dengan indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak bermasalah


Intervensi NIC:
1.penatalaksanaan cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi
2.pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data klien untuk mengatur keseimbangan cairan
3.pemantauan nutrisi

Aktivitas keperawatan:
·         pantau gejala subyektif mual pada klien
·         pantau adanya peningkatan berat badan
·         pantau tingkat energy, malaise,keletihan, kelelahan.
·         Pantau turgor kulit
·         Ajarkan klien tehnik napas dalam untuk menekan reflex muntah
·         Ajarkan klien untuk makan dengan perlahan tapi sering
·         Kolaboratif : obat antimetik sesuai dengan anjuran
·         Naikkan bagian kepala tempat tidur pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
·         Pantau status nutrisi
3.
Nyeri akut b/d agen injuri biologi

NOC:
Tingkat kenyamanan: perasaan senang secara fisik dan psikologi
Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang diamati
Perilaku mengendalikan nyeri: tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri
Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan dan di tunjukkan

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari:

Criteria hasil:
·         Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak sama sekali.
·         Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai Kenyamanan.
·         Klien mampu meningkatkan konsentrasi
·         Klien dapat tidur dengan efektif

Intervensi NIC:
1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri
3.sedasi sadar : pemberian sedative, memantau respon klien dan pemberian dukungan fisiologis yang dibutuhkan selama prosedur terapautik

Aktivitas keperawatan :
·         Meminta klien untuk menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak ada nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri sangat)
·         Lakukan pengkajian nyeri yang komperehensif meliputi lokasi, karakteristik,dll
·         Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic
·         Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan  dengan melakukan pengalihan melalui televise, tape, radio,dll
·         Observasi ketidaknyamanan verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.
·         Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai
·         Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll

4
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
NOC:
Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama waktu 24 jam
Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Klien akan mempertahankan berat badan ideal
·         Klien menyatakan toleransi terhadap diet ang dianjurkan
·         Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
·         Melaporkan keadekuatan tingkat energy



Intervensi NIC:
1.Pengelolaan gangguan makan
2.Pengelolaan nutrisi
3.Bantu menaikkan BB

Aktivitas  keperawatan:
·         Timbang BB klien pada interval yang sesuai
·         Tentukan BB idea klien
·         Berikan informasi menyangkut sumber-sumber yang tersedia . seperti: konseling diet,program latihan.
·         Diskusikan dengan klien tentang kondisi medis yang mempengaruhi BB
·         Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan BB
·         Bantu klien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan tingkat penggunaan energi
















Daftar Pustaka
Wilkinson.Judith M. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Corwin,Elizabeth J,.2009. Buku saku  patofisiologi, Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif M .dkk. 2000.Kapita selekta kedokteran 3 jilid 2,Jakarta:Media Aesculapius
Website:         http:/www.google.com
                        http:/www.wikipedia.com