Wednesday, February 13, 2013

Laporan Pendahuluan Exema ((download buku Brunner dan Suddarth, 2002)


Laporan Pendahuluan Exema

I.                    Definisi
Merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsur – unsur fisik, kimia dan biologi (download buku (Brunner dan Suddarth, 2002))

II.                  Etiologi
1.       Zat kimia, protein, bakteri, dan fungus
2.       Alergi terhadap debu, serbuk sari tanaman / bulu hewan
3.        Alergi / toleransi terhadap makanan tertentu
4.        Pemakaian kosmetik dan perhiasan imitasi ( bahan kimia lainnya )
5.       Virus dan infeksi lain

III.                Patofisiologi
Dermatitis merupakan reaksi alergi tipe 4 yakni respon lambat tipe tuberculin yang bersifat cell mediated reaksi spesifik memerlukan beberapa jam mencapai maksimum. Klinis biasanya baru tampak respon sesudah 24 – 48 jam. Pada reaksi antara antigen dan antibody terjadi pembebasan berbagai mediator farmakologik. Misalnya histamine, serotonin, bradikinin, asetikoline, heparin, dan anafilaktosin

IV.                Manifestasi Klinik
gejala utama yang dirasakan pasien adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki. Namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul didaerah lain. Daerah yang terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi coklat. Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, dermatitis akan mempengaruhi pigmen kulit, sehingga daerah dermatitis akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
Subjektif pada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor ). Selain itu juga terdapat kenaikan suhu ( kalor ), kemerahan ( rubor ), edema atau pembengkakan dan gangguan fungsi kulit ( fungsiolesa ).


V.                  Komplikasi
Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening sehingga penderita mengalami demam dan lesu.

VI.             Prognosis
Penurunan angka kejadian diaper dermatitis pada bayi yang masih masa menyusui dirasakan berhubungan dengan interaksi antara pH dan enzyme-enzyme fecal. Karena kotoran dari bayi yang masih diberikan ASI pada masa menyusui memiliki aktivitas enzime fecal dan pH yang rendah juga.

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk eksema misalnya: Usap kulit (skin swab)
Dilakukan pada:
a.      Pasien eksema yang dirawat di RS dengan eksema yang terbuka, terkeskoriasi, atau berkerak untuk menentukan jenis bakteri penyebab dan pengobatan paling tepat
b.      Kecurigaan bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri S. aureus yang resisten terhadap pengobatan standar
c.       Usap hidung (nasal swab) dari pasien dan orang tua
d.      Hanya dilakukan jika ada infeksi berulang atau bisul.

Tes alergi pada kulit Dilakukan jika:
  1. Anak memiliki riwayat gatal, kemerahan, bentol-bentol, atau kambuhnya eksema setelah makan makanan tertentu
  2. Anak berusia kurang dari 12 bulan dengan eksema sedang – berat yang tidak membaik dengan pengobatan
  3. Anak yang patuh dengan pengobatan selama 6 minggu, namun tidak menunjukkan perbaikan
  4. Eksema di sekitar mata dan daerah yang terpapar lingkungan luar seperti lengan atau kaki, mungkin menunjukkan adanya alergi terhadap sesuatu di lingkungan (serbuk sari tanaman, tungau debu)

 8. Penatalaksanaan
a.      Bersihkan segera daerah yang tertutup popok dengan lembut setiap kali bayi kencing/mengeluarkan kotoran menggunakan air / minyak mineral. Bilas dan keringkan dengan sebaik-baiknya. Pada tindakan pembersihan penting diusahakan menghindari penggosokan/penggesekan.
b.      Oleskan krem pelindung. Jangan memakai bedak selama gatal belum sembuh.\
c.       Buka popok bayi sesering mungkin sampai kulit sembuh sekitar satu minggu (paparan udara langsung akan membantu mengeringkan dan menyembuhkan kulit yang gatal).\Periksa ke dokter bila gatal menetap sampai 10 hari atau lebih, tambah berat atau timbul lecet-lecet. (Infokes.com,Oktober 2000)
d.      Metode Perawatan Perianal. Keberadaan dan kesehatan bayi yang baik adalah tujuan yang paling penting dari orang tua. Metode perawatan perianal pada bayi adalah sebagai berikut:
e.       Perawatan perianal dengan baby oil
f.       Sering-seringlah mengganti popok. Jangan biarkan popok yang sudah basah karena menampung banyak urin berlama-lama dipakai bayi. Kontak yang lama antara urin atau tinja dengan kulit bayi dapat menimbulkan ruam popok
g.      Saat membersihkan bayi, tepuk daerah yang biasa ditutupi popok (bokong, paha, selangkangan, dan daerah genital bayi) secara perlahan dengan handuk bersih. Usahakan menghindari menggosok-gosok dengan keras daerah tersebut.
h.      Sesekali biarkan bokong bayi terbuka (tidak memasang popok) selama beberapa saat. Tindakan ini mungkin berguna menjaga daerah popok tetap kering dan bersih.
i.        Hati-hati dalam memilih popok, karena beberapa jenis bahan popok dapat merangsang ruam popok. Jika hal itu terjadi, gantilah popok merk lain yang lebih cocok.
j.        Jika bayi anda memakai popok kain yang digunakan berulang kali, cucilah popok kain tersebut dengan deterjen yang formulanya tidak terlalu keras. Hindari memakai pelembut, karena pewangi dalam pelembut tersebut dapat mengiritasi kulit bayi. Pastikan untuk membilas popok dengan baik agar deterjen tidak tertinggal di dalam popok.
k.      Hindari memasang popok terlalu kuat. Usahakan ada ruang antara popok dengan kulit bayi.

No comments:

Post a Comment